Kamis, 14 Maret 2013

Rasulullah SAW tidak butuh NASAB INI, tapi YANG PALING ia butuhkan adalah TAQWA dari UMATNYA,

Fenomena orang tua yang menjodohkan anak anak mereka dengan pasangan pilihan mereka sudah jarang terjadi. Namun terkadang masih sering kali ditemukan di sekelompok etnis keturunan ARAB, demi menjaga nasab mereka, katanya, walaupun beberapa, alhamdulillah tidak lagi.. Seorang ayah memperingati anak gadis nya yang memiliki qorinah qorinah jatuh cinta dengan lelaki non arab dengan keras, “Ingat.. kamu itu keturunan arab kamu sayyid, kamu habib kamu syarifah, diluar bangsa ARAB mereka RENDAH” . Mereka berdalil dengan wajibnya menikah dengan yang sekufu. mereka menafsirkan sekufu disini adalah sekufu dalam nasab dan keturunan. Padahal anggapan ini tidak lain adalah anggapan jahiliyyah. hal ini ditegaskan oleh 'Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz (pimpinan pondok DARUL MUSTHOFA TARIM HADRAMAUT YAMAN) .

Masalah sekufu ini sesungguhnya telah diperselisihkan oleh para ulama, tetapi yang Haq, sebagaimana yang di tegaskan oleh Imam Malik, bahwa sekufu hanya ada pada ketaatan beragama dan akhlaq, bukan dilihat dan ditentukan pada NASAB atau KETURUNAN. Bahwa kaum muslimin sebagiannya terhadap sebagian yang lain adalah sekufu, meskipun berbeda bangsa, suku, nasab/keturunan dan warna kulit. Yang menjadi ukuran adalah agamanya, apabila agama dan akhlaqnya baik, maka nikahkanlah, walaupun tidak sama nasabnya didalam ketinggian dan kemuliaannya, bahkan bisa jadi nasabnya lebih rendah atau ia seorang yang faqir dan seterusnya.(Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi/Shohibul Maulid) .

Allah berfirman: “Hai Manusia, sesungguhnya Kami yang menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling kenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al Hujurat : 13) .

Nabi kita Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam amat penyayang kepada umatnya, dan kita tahu beliau pun orang arab, namun tidaklah beliau memerintahkan kita untuk menikah dengan yang satu suku. Dari Abu Nadhrah (dia berkata): Telah diceritakan kepadaku orang yang mendengar khutbah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada pertengaha hari hari tasyrik, maka beliau bersabda: “Hai manusia! ketahuilah Sesungguhnya Rabb kamu adalah satu, dan sesungguhnya bapak kamu pun satu. Ketahuilah! Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang asing dan tidak ada kelebihan bagi orang asing atas orang arab, dan tidak ada kelebihan bagi orang yang berkulit merah atas orang yang berkuli hitam, dan tidak ada kelebihan atas orang yang berkulit hitam atas orang yang berkulit merah kecuali dengan TAQWA. Bukankah aku telah menyampaikannya?” Mereka (para shahabat) menjawab:”(Benar) bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menyampaikannya..” (Hadis Shahih riwayat Imam Ahmad) .

dan Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wsallam telah bersabda: “Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla telah menghapuskan dari kamu kesombongan jahiliyyah dan kebanggaan terhadap bapak bapak kamu. (Bahwa manusia itu) ada yang mukmin yang bertaqwa, dan ada yang durhaka yang celaka. Kamu adalah anak keturunan Adam, sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Hendaklah orang orang itu meninggalkan kebanggaan mereka terhadap kaum kaum (mereka). Sesungguhnya mereka (yang kamu banggakan itu) tidak lain melainkan arang (bahan bakar) dari arang arang jahannam. Atau (kalau mereka tidak mau meninggalkan berbangga bangga dengan bapak bapak mereka) pasti mereka akan menjadi lebih rendah di sisi Allah dari binatang ji’laan (yaitu binatang kecil merayap yang berwarna hitam yang beredar kotoran dihidungnya) yang menolak kotoran dengan hidungnya” (Hadis Shahih dikeluarkan Abu Dawud, Tirmidzy, Ahmad dan selainnya) .

Dan diantara sifat orang orang jahiliyyah adalah kesombongan mereka dan berbangga bangga serta bermegah megahan dengan nasab nasab mereka dan merendahkan nasab yang lainnya. Semuanya itu sesungguhnya telah dilenyapkan dan dihapuskan oleh Allah Rabbu ‘alamin sehingga tidak ada lagi berbangga bangga dan sombong terhadap nasab dan keturunan. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa membanggakan keturunan adalah dari sifat orang jahiliyyah yang telah dilenyapkan oleh Islam.
— di Rubat, Tarim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar