Rasulullah SAW tidak butuh NASAB INI, tapi YANG PALING ia butuhkan adalah TAQWA dari UMATNYA,
Fenomena orang tua yang menjodohkan anak anak mereka dengan pasangan
pilihan mereka sudah jarang terjadi. Namun terkadang masih sering kali
ditemukan di sekelompok etnis keturunan ARAB, demi menjaga nasab mereka,
katanya, walaupun beberapa, alhamdulillah tidak lagi.. Seorang ayah
memperingati anak gadis nya yang
memiliki qorinah qorinah jatuh cinta dengan lelaki non arab dengan
keras, “Ingat.. kamu itu keturunan arab kamu sayyid, kamu habib kamu
syarifah, diluar bangsa ARAB mereka RENDAH” . Mereka berdalil dengan
wajibnya menikah dengan yang sekufu. mereka menafsirkan sekufu disini
adalah sekufu dalam nasab dan keturunan. Padahal anggapan ini tidak lain
adalah anggapan jahiliyyah. hal ini ditegaskan oleh 'Habib Umar bin
Muhammad bin Salim bin Hafidz (pimpinan pondok DARUL MUSTHOFA TARIM
HADRAMAUT YAMAN) .
Masalah sekufu ini sesungguhnya telah
diperselisihkan oleh para ulama, tetapi yang Haq, sebagaimana yang di
tegaskan oleh Imam Malik, bahwa sekufu hanya ada pada ketaatan beragama
dan akhlaq, bukan dilihat dan ditentukan pada NASAB atau KETURUNAN.
Bahwa kaum muslimin sebagiannya terhadap sebagian yang lain adalah
sekufu, meskipun berbeda bangsa, suku, nasab/keturunan dan warna kulit.
Yang menjadi ukuran adalah agamanya, apabila agama dan akhlaqnya baik,
maka nikahkanlah, walaupun tidak sama nasabnya didalam ketinggian dan
kemuliaannya, bahkan bisa jadi nasabnya lebih rendah atau ia seorang
yang faqir dan seterusnya.(Habib Ali bin Muhammad bin Husein
Al-Habsyi/Shohibul Maulid) .
Allah berfirman: “Hai Manusia,
sesungguhnya Kami yang menciptakan kamu dari seorang laki laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku
supaya kamu saling kenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al Hujurat :
13) .
Nabi kita Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam amat
penyayang kepada umatnya, dan kita tahu beliau pun orang arab, namun
tidaklah beliau memerintahkan kita untuk menikah dengan yang satu suku.
Dari Abu Nadhrah (dia berkata): Telah diceritakan kepadaku orang yang
mendengar khutbah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada
pertengaha hari hari tasyrik, maka beliau bersabda: “Hai manusia!
ketahuilah Sesungguhnya Rabb kamu adalah satu, dan sesungguhnya bapak
kamu pun satu. Ketahuilah! Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas
orang asing dan tidak ada kelebihan bagi orang asing atas orang arab,
dan tidak ada kelebihan bagi orang yang berkulit merah atas orang yang
berkuli hitam, dan tidak ada kelebihan atas orang yang berkulit hitam
atas orang yang berkulit merah kecuali dengan TAQWA. Bukankah aku telah
menyampaikannya?” Mereka (para shahabat) menjawab:”(Benar) bahwa
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menyampaikannya..” (Hadis
Shahih riwayat Imam Ahmad) .
dan Dari Abu Hurairah, dia
berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wsallam telah bersabda:
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla telah menghapuskan dari kamu
kesombongan jahiliyyah dan kebanggaan terhadap bapak bapak kamu. (Bahwa
manusia itu) ada yang mukmin yang bertaqwa, dan ada yang durhaka yang
celaka. Kamu adalah anak keturunan Adam, sedangkan Adam diciptakan dari
tanah. Hendaklah orang orang itu meninggalkan kebanggaan mereka terhadap
kaum kaum (mereka). Sesungguhnya mereka (yang kamu banggakan itu) tidak
lain melainkan arang (bahan bakar) dari arang arang jahannam. Atau
(kalau mereka tidak mau meninggalkan berbangga bangga dengan bapak bapak
mereka) pasti mereka akan menjadi lebih rendah di sisi Allah dari
binatang ji’laan (yaitu binatang kecil merayap yang berwarna hitam yang
beredar kotoran dihidungnya) yang menolak kotoran dengan hidungnya”
(Hadis Shahih dikeluarkan Abu Dawud, Tirmidzy, Ahmad dan selainnya) .
Dan diantara sifat orang orang jahiliyyah adalah kesombongan mereka dan
berbangga bangga serta bermegah megahan dengan nasab nasab mereka dan
merendahkan nasab yang lainnya. Semuanya itu sesungguhnya telah
dilenyapkan dan dihapuskan oleh Allah Rabbu ‘alamin sehingga tidak ada
lagi berbangga bangga dan sombong terhadap nasab dan keturunan. Dari
sini kita dapat menyimpulkan bahwa membanggakan keturunan adalah dari
sifat orang jahiliyyah yang telah dilenyapkan oleh Islam. — di Rubat, Tarim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar